TEORI GRUP
Mengawali bab ini, kita kembali menengok ke belakang
pada bab sebelumnya. Misalkan S himpunan yang tak kosong, kita
definisikan A(S) himpunan semua pemetaan satu-satu dari S pada S. Untuk
sebarang f,g di A(S) kita kenakan operasi perkalian fog yaitu komposisi
dari fungsi f dan g. Berdasarkan penyelidikan, kita telah peroleh fakta
berikut.
1. Jika f,g elemen A(S), maka fog juga dalam A(S). Fakta
ini mengatakan bahwa dengan operasi komposisi fungsi, A(S) bersifat
tertutup.
2. Untuk sebarang tiga unsur f,g,h element A(S), berlaku
fo(goh) = (fog)oh. Fakta ini mengatakan bahwa operasi komposisi dalam
A(S) memenuhi sifat asosiatif.
3. Terdapat idS unsur yang sangat khas
dalam A(S) yang memenuhi, idSof = f = foidS untuk setiap f elemen A(S).
idS ini disebut unsur identitas untuk A(S) relatif terhadap operasi
komposisi dalam A(S).
4. Untuk setiap f di A(S), terdapat unsur
juga dalam A(S) sedemikian sehingga
Fakta ini menunjukkan bahwa setiap unsur dalam A(S) memiliki invers yang juga dalam A(S).
Berdasarkan
penyelidikan di A(S) khususnya apabila S mempunyai 3 unsur atau lebih,
maka dapat kita temukan unsur-unsur f dan g dalam A(S) sedemikian
sehingga fog tidaksama dengan gof. Kita akan mengatakan bahwa A(S) tidak
komutatif. Jadi untuk mengatakan suatu himpunan tidak komutatif, maka
cukup diperikasa. Jika ada satu yang tepat kita dapatkan tidak memenuhi
aturan, maka kita bisa katakan himpunan tersebut tidak memenuhinya.
Fakta-fakta
yang dapat kita peroleh dalam A(S) sebagaimana dikemukakan di atas
merupakan salah satu contoh yang mengilhami adanya konsep grup seperti
disajikan pada Definisi 1.1 berikut.
Untuk kebutuhan defenisi grup,
kita akan defenisikan terlebih dahulu apa itu operasi biner. Pada
bilangan, kita mengenal penjumlahan,perkalian,pembagian,pangkat dan
sebagainya, disebut operasi hitung pada bilangan. Operasi hitung pada
bilangan kita namakan operasi biner.
Defenisi : Jika suatu himpunan S
takkosong & T=SXS, opersi biner pada S adalah pemetaan d:T---->
S. Disini jelas bahwa opersi biner adalah suatu pemetaan.artinya bahwa
suatu operasi dapat dikatakn operasi biner jika dua buah unsur dalam
suatu himpunan dioperasikan maka akan menghasilkan unsur lain yang juga
ada dalam himpunan tersebut & tunggal. Akhirnya kita akan membuat
sebuah aturan bagaimana suatu himpunan bisa dinamakan grup.
1.1.
DEFINISI. Suatu himpunan G yang tak kosong dikatakan membentuk grup,
jika dalam G dapat didefinisikan suatu operasi biner, yang dinamakan
operasi perkalian, ditulis “.” sedemikian sehingga :
(1). a.b elemen G, untuk setiap a,b elemen G
(2). a.(b.c) = (a.b).c, untuk semua a,b,c elemen G
(3). Terdapat unsur e elemen G sedemikian sehingga a.e = e.a = a, untuk setiap a di G
(4). Untuk setiap a elemen G, terdapat
elemen G sedemikian sehingga
Dalam
hal ini, operasi perkalian yang dimaksud bukan berarti operasi
perkalian secara khusus pada bilangan, akan tetapi ini berlaku secara
umum tergantung pada himpunan yang diberikan.
Pada (1) kita namakan
bahwa G tertutup terhadap operasi perkalian. Pada (2) kita namakan bahwa
G bersifat asosiatif terhadap operasi perkalian, artinya bahwa G tidak
memperhatikan pengelompokkan. Pada (3) kita akan namakan bahwa e adalah
unsur identitas dalam G. Jadi G harus memiliki identitas ini. Pada (4)
kita akan artikan bahwa semua unsur dalam G memiliki invers yang juga
ada dalam G, terhadap operasi yang diberikan.
Selanjutnya, suatu
grup G dikatakan Abelian (Komutatif), jika untuk setiap a,b elemen G
berlaku a.b = b.a. Dalam arti yang lain bahwa G tidak memperhatikan
urutan, terserah mana yang akan didahulukan untuk menempati urutan
pertama. Grup yang tidak komutatif disebut Grup Non-Abelian.
Setelah
memperhatikan Definisi 1.1, maka secara mudah kita dapat menyimpulkan
bahwa A(S) dengan operasi komposisi di dalamnya seperti dikemukakan di
atas (sebelum Definisi 1.1) merupakan grup, meskipun bukan grup Abelian.
Jika S himpunan hingga dan memiliki n unsur, maka grup A(S) akan
disimbol dengan
Hal lain yang menjadi karakteristik suatu grup adalah jumlah unsurnya.
Jumlah unsur dari suatu grup G, disimbol o(G), dan disebut orde dari G.
Tentu saja, jika kita ingin membicarakan ciri ini, maka hanya akan
menarik apabila o(G) hingga (finite). Grup G yang o(G) hingga, disebut
grup hingga.
1.2. CONTOH-CONTOH :
Kita mulai dengen melihat contoh pada bilangan bulat, karena ini akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kita.
(a).
Misalkan G himpunan bilangan bulat, dan kita artikan operasi biner a.b
untuk a,b elemen G adalah penjumlahan pada bilangan bulat, yaitu a.b = a
+ b. Maka segera dapat ditunjukkan bahwa G bersifat tertutup dengan
operasi ini, karena hasil penjumlahan dua bilangan bulat juga merupakan
bilangan bulat. Demikian juga sifat asosiatif dengan operasi ini pada
bilangan bulat, jelas dipenuhi. Selanjutnya, yang berperan sebagai e
dalam G adalah 0 karena untuk setiap aG, berlaku a + 0 = a = 0 + a, dan
setiap unsur aG mempunyai a-1 = -a juga unsur dalam G. pada contoh
ini, bilangan bulat secara alami membentuk grup tanpa dibuktikan bahwa
untuk semua unsur dalam G tertutup dengan operasi (+),
(b). misalkan G adalah himpunan bilangan real tanpa 0. secara sama bahwa G membentuk grup.
(c). Misalkan G = {1,-1} dibawah operasi perkalian pada bilangan real. Perhatikan Tabel berikut:
Berdasarkan
Tabel di atas dapat dilihat bahwa G bersifat tertutup, dapat
ditunjukkan bahwa operasinya memenuhi sifat asosiatif ( diperiksa
semuanya), unsur identitasnya adalah e = 1. Selanjutnya,
Lebih dari itu, dapat juga ditunjukkan bahwa G membentuk grup komutatif dengan o(G) = 2.
(d) Misalkan
dengan
operasi perkalian matriks dalam G, Buktikan bahwa G membentuk grup. (
Jadi G adalah himpunan matiriks ordo 2x2 yang entri-entrinya bilangan
real yang memenuhi ad-bc tidasamadengan 0 ).
Jawab :
Untuk
membuktikan ini, langkah pertama adalah kita harus tahu apa tujuan kita.
Dalam memenuhi tujuan itu, apa yang harus pertama kita lakukan.
Kemudian kita berusaha untuk mengetahui trik untuk mendapatkan
solusinya. Menurut defenisi grup, ada 4 hal yang harus dipenuhi agar
suatu himpunan takkosong membentuk suatu grup. Pertama bersifat tertutup
terhadap operasi yang diberikan, kedua bersifat asosiatif, memiliki
unsur identitas, dan semua unsurnya punya invers yang juga ada didalam
himpunan tersebut.
Sebaiknya dalam kita membuktikan suatu himpunan
membentuk grup, harus mengikuti kata-kata dalam defenisi grup.Untuk itu,
perhatikan langkah-langkah dibawah ini dan bandingkan dengen kata-kata
dalam defenisi grup.
1.Ambil sebarang
elemen
G, karena itu, maka haruslah ad – bc tidaksama dengen 0 dan wz – xy
tidak sama dengan 0. akan ditunjukan bahwa A.B unsur di G. Sekarang,
perhatikan bahwa
Jelas, entri-entri matriks pada ruas kanan adalah bilangan-bilangan real. Kemudian,
(aw + by)(cx + dz) – (cw + dy)(ax + bz) = (ad – bc)(wz – xy) tidak sama dengan 0.
Ini menunjukkan bahwa, AB unsur di G.
2.Ambil sebarang unsur dalam G,akan ditunjukan A(BC)= (AB)C. perhatikan :
Jadi G tidak memperhatikan pengelompokkan.
3. perhatikan bahwa
adalah
unsur G, karena 1(1) – 0(0) = 1 tidak samadengan 0, akan ditunjukan
bahwa I merupakan unsur (matriks) identitas dalam G terhadap operasi
perkalian matriks. Ambil sebarang unsur dalam G. adit A.I=I.A=A. perhatikan bahwa :
jadi I adalah unsur identitas dalam G.
4.mbil sebarang
maka ad – bc tidaksama dengan 0. Sekarang pandang matriks
yang dibangun dari A. Matriks D ini merupakan unsur dalam G, karena semua entrinya unsur dalam bilangan real, dan
Oleh karena AD = I = DA, maka berarti
Ini melengkapi pembuktian bahwa G sebuah grup.
Sekarang, pilih matriks-matriks
Ini
merupakan suatu bukti bahwa G grup yang tidak komutatif (non-Abelian).
Jadi untuk menunjukan G tidak komutatif cukup memilih salah satu yang
tidak memenuhi. Dan dapat disimpulkan bahwa G tidak komutatif.
1.3. LEMMA. Jika G grup, maka
(a) Elemen identitas dari G adalah tunggal.
(b) Setiap a elemen G mempunyai invers tunggal dalam G
(c) Untuk setiap aelemen G, berlaku
(d) Untuk semua
BUKTI.
(a). Untuk membuktikan bagian ini ,cukup kita memisalkan e dan f
keduanya unsur-unsur identitas dalam G. Pandang e sebagai unsur
identitas dalam G dan f sebagai suatu unsur dalam G. Maka harus memenuhi
f = ef. Sebaliknya, jika kita memandang f sebagai unsur identitas dalam
G dan e sebagai suatu unsur dari G, maka juga kita memperoleh hubungan e
= ef. Oleh karenanya kita peroleh e = f. Ini menunjukkan bahwa unsur
identitas dalam G adalah tunggal. ( karena e dan f adalah unsur-unsur
identitas, maka akan tampak bahwa ef = e = f, nah inilah yang
mengharuskan ketunggalan identitas)
(b).Selanjutnya, misalkan a
elemen G sebarang. Jika x dan y unsur-unsur dalam G yang keduanya
merupakan invers dari a, maka berlaku ax = e = xa dan ay = e = ya. Oleh
karena itu kita peroleh :
x = ex = (ay)x = (ya)x = y(ax) = ye = y ==> x = y
Ini membuktikan bahwa invers dari a tunggal.
Bagian (c) diperoleh dengan memperhatikan bahwa
Menurut bagian (b) di atas Yaitu ax = ay = e , maka disimpulkan bahwa
(d). untuk itu harus ditunjukan bahwa
1.4.
LEMMA. Diberikan a,b elemen dalam grup G, maka persamaan ax = b dan
ya = b mempunyai solusi tunggal untuk x dan y dalam G. Khususnya,
hukum-hukum pencoretan
(1) au = aw mengakibatkan u = w; dan
(2) ua = wa mengakibatkan u = w.
berlaku dalam G.
BUKTI.
Utuk
membuktikan teorema ini, langkah pertama harus kita tunjukan bahwa
kedua persamaan tersebut punya solusi dan kemudian baru akan ditunjukan
bahwa solusi tersebut tunggal. perhatikan bahwa
. Oleh karena itu solusi untuk x bagi persamaan ax = b adalah
Untuk membuktikan ketunggalan solusi ini, misalkan x1 juga solusi dari persamaan ax = b. Maka ax1 = b. harus ditunjukan bahwa
. Ini membuktikan ketunggalan solusi dari persamaan ax = b.
Selanjutnya,
jika au = b = aw, maka kita dapat memandang u dan w sebagai solusi dari
persamaan ax = b. Karena ketunggalan solusi dari persamaan ini, maka
kita peroleh u = w. Ini membuktikan (1). Demikian juga, jika ua = b = wa
maka kita dapat pula memandang u dan w sebagai solusi dari persamaan ya
= b. Karena sifat ketunggalan solusi dari persamaan tersebut, maka
disimpulkan bahwa u = w, yang melengkapi pembuktian untuk (2).
Dari sinilah lahir bahwa jika G grup, maka dalam G berlaku sifat pencoretan.
SOAL –SOAL LATIHAN
1.Berikut
ini diberikan himpunan-himpunan G dengan mendefinisikan operasi di
dalamnya. Periksalah, apakah setiap G dengan operasi tersebut membentuk
grup. Jika tidak berikan alasan seperlunya.
a. G = himpunan semua bilangan bulat dengan operasi, ab = a – b.
b. G = himpunan bilangan bulat positif, dengan operasi perkalian biasa pada bilangan bulat.
Jawab
a.
G = himpunan semua bilangan bulat dengan operasi, ab = a – b. kita bisa
mengatakan bahwa operasi yang diberikan adalah pengurangan bilangan
bulat. Hal pertama yang kita lakukan adalah memeriksa satu persatu apa
yang terjadi dalam G dengan operasi yang diberikan apakah sesuai
defenisi grup atau tidak. Jika kita menemukan kejanggalan dalam
pemeriksaan, maka pembuktian bahwa G membentuk grup jangan dilakukan,
cukup memberi suatu contoh kontra. Setelah diperiksa ternyata G tidak
dapat membentuk grup, karena ada a=4,b=2,c=6 sehingga (a-b)-c = (4-2)-6 =
-4 & a-(b-c) = 4-(2-6) = 8. tampak bahwa G tidak bersifat
asosiatif.
b. pilih 2 bilangan bulat positif, perhatikan bahwa invers
perkalian dari 2 adalah 1/2, tetapi 1/2 bukan unsur di Z positif. Ini
melanggar defenisi poin 4. jadi G bukan grup.
2. Buktikan bahwa jika G suatu grup abelian, maka untuk semua a,bÎG dan semua bilangan bulat n, berlaku
anbn [Petunjuk: Gunakan prinsip Induksi Matematika].
Jawab
2. jika n lebih besar samadengan 0. n=0,
4. Tunjukkan bahwa jika setiap unsur dalam grup G merupakan invers dari dirinya sendiri, maka G abelian
Jawab
4.ambil sebarang p,q elemen G. adit pq=qp. Perhatikan bahwa
Jadi G komutatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar